Pendiri:

Al Imam Abu Hanifah Nu’man Tsaabit at Taimi Al Kuffi, dilahirkan di Kurah tahun 89 H. beliau memulai lembaran hidup ilmiyahnya dengan mempelajari ilmu kalam kemudian mempelajari Fiqh madzhab Kufah (ahli ra’yu), dari gurunya Hammad bin Abi Sulaiman yang wafat th. 120 H.

Sepeninggal gurunya Abu Hanifah menggantikan kedudukannya, mengisi halaqoh pengajiannya dan memperluas penjelasan pelajarannya. Beliau amat sayang terhadap murid-muridnya dan sering membantu kebutuhan-kebutuhan mereka. Beliau meninggal tahun 195 H.

Pokok-Pokok dasar fiqh Abu Hanifah.

Cara Ibtinbath hukum yang ditempuh Abu’ Hanifah bersandar pada pokok berikut:

1. Al-Qur’an sebagai pokok dari sumber utaka hukum.

2. Sunnah Rasul, sebagai penjelas Al-Qur’an dan merinci gobalnya. Abu Hanifah dikenal amak ketat dalam meneriman hadits, tidak mau menerima kecuali hadits yang diriwayatkan oleh jama’ah atau sekelompok orang dari jama’ah, atau diriwayatkan oleh seorang dari Rasul disaksikan oleh sekelompok sahabat, beliau tidak mau menerima hadits ahad kecuali bila perawinya tsiqoh dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

3. Ijma’ para sahabat, karena merekalah yang mengetahui turunnya wahyu dan munasabat-munasabat ayat. Di antara prinsip Abu Hanifah bahw abeliau tidak menganggap ucapan tabi’in kecuali bila sesuai dengan hasil ijtihadnya.

4. Qiyas, dipergunakan kalau tidak ada nash Al-Qur’an, As-Sunnah atau pendapat-pendapat sahabat dalam suatu masalah, Abu Hanifah amat banyak menggunakan qiyas ini.

5. Istihsan.

Murid-murid Abu Hanifah.

Pendapat-pendapat Abu Hanifah bisa sampai kepada kita berkat usaha murid-muridnya, ada empat murid yang terkenal, yaitu: Abu Yusuf, Zufar bin Huzail bin Qaisy, Muhammad bin Al-Hasan, dan AL-hasan bin Jiad.

1. Abu Yusuf.

Nama lengkapnya, Muhammad Al Hasan bin Farkad As-Syaibani, lahir tahun 132 H. Dan dibesarkan di Kufah. Beliau tidak lama mengikuti pengajian di majlis ta’lim Abu Hanifah, karena ketika Abu Hanifah meninggal beliau masih berumur 18 tahun, lalu beliau pergi ke Madinah menuntut ilmu kepada Imam Malik selama tiha tahun dan meriwayatkan hadits-hadits.

2. Zufar bin Huzail bin Qais.

Nama lengkapnya, Ya’kub bin Ibrahim Al-Anshori al Kufi. Lahir tahun 113 H. dan wafat tahun 182 H. Pada masa khalifah Harun Al-Rasyid diangkat sebagai qadli al Qodlot/kepala Hakim, beliaulah yang memerintahkan agar mengangkat para hakim di seluruh penjuru Daulah Abbasiah.

Walaupun beliau murid seorang Abu Hanifah dan belajar fiqh darinya, tapi beliau seorang mujtahid dan berselisih pendapat dengan gurunya dalam beberapa masalah.

Perbedaan pendapat ini disebabkan karena Zufar mengambil hadits-hadits shahih dari tokoh-tokoh hadits yang ditemuainya, juga karena fatwa-fatwa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan peradilan di saat itu. Beliau dianggap sebagai pendukung ahli ra’yu yang paling banyak menggunakan hadits.

3. Muhammad bin Al Hasan.

Nama lengkapnya, Muhammad bin Al Hasan bin farod Assyaibani, lahir tahun 132 H. dan dibesarkan di Kuffah. Beliau tidak lama mengikuti pengajian Abu Hanifah, karena ketika Abu Hanifah meninggal beliau menjadi murid Abu Yusuf lalu pergi menuntut ilmu kepada Imam Malik selama tiga tahun, dan meriwayatkan hadits-hadits dalam kitab Muwatho’. Selain itu beliau juga belajar pada Ats Tsauri dan Al Auza’I, beliau meninggal tahun 187 H.

Kodifikasi Madzhab Hanafi

Madzhab Hanafi bisa dikodifikasi berkat karangan-karangan Muhammad bin Al Hasan dan Abu Yusuf, tidak ada buku-buku karangan terdahulu dari pengikut Hanafi kecuali karangan-karangan dua orang murid Abu Hanifah tersebut.

Buku-buku Abu Yusuf yang masih ada adalah:

1. Risalah Fil Kharaj (Risalah tentang Pajak) yang ditulis untuk khilafah Harun Al Rasyid. Dalam buku ini Abu yusuf menguraikan suatu sistem keuangan negara Islam.

2. Kitab Al ‘Asar yang mengumpulkan sejumlah besar fatwa-fatwa para tabi’in di Iraq.

3. Kitab Ihtilaf Abi Hanifah wa Ibni Abi Laila, berisi kumpulan masalah-masalah yang diperselisihkan antara Abu Hanifah dan Ibnu Abu laila yang meninggal tahun 148 H. Abu Yusuf membela pendapat Abu Hanifah.

4. Kitab Arrad ‘Ala Siyari al Auza’i, dalam buku Abu Yusuf menjelaskan perbedaan pendapat Imam Al Auza’i sekitar hubungan orang Islam dengan lainnya di waktu peperangan.

Adapun buku-buku yang disusun Muhammad Bin Al Hasan antara lain:

1. Al Mabsuth.

2. Al Jami Al Kabir

3. Kitab Jami’ Al shoghir.

4. Kitab Asy sair Al Kabir.

5. Kitab Asy sair Asy shagir.

6. Kitab Azziyadat.

Tersebarnya Madzhab Hanafi

Madzhab Hanafi adalah madzhab yang paling banyak tersebar ke dunia. Sampai sekarang Madzhab Hanafi masih digunakan sesuai pegangan fatwa dan peradilan Islam di negara-negara yang pernah dikuasai Turki Utsmani seperti Mesir, Syiria, Libanon, Yordan dan Iraq. Juga banyak dianut di Turki, Balkan, Kaukassus, Afghanistan, Pakistan, Turkistan, Asia Tengah, India dan China.

fiqhsyafii.wordpress.com